Pengalaman Sex Ku hari ini datang dari narasumber seorang Tante-tante nakal idaman para brondong ya, mungkin jika para pembaca ini mayoritas brondong sudah dipastikan iri dengan kisah ini yuk langsung aja ke ceritanya
Alarm dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur. Aku mengulatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur, Ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat.
Kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Sinyo, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…?
Kata mas Sinyo lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh…gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba-tiba di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang ammpuuuun sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi sampe tubuhku benar-benar loyo.
Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ga ketahan. Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Sinyo aku melampiaskan hasrat birahiku , mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang siang.
Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu muncul lagi kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin agak menggigil juga tubuhku. Aku memang wanita berlibido tinggi.
Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi menjelang lulus SMA aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi. Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta. Pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks, beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya ada keturunan Arabnya.
Aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ga terkunci dan Ipeh pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku untuk menaruh pakaianku yang habis diseterikanya aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.
Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu, Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya, tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu sepanjang hari bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan. Kejadian yang lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam cowokku dengan tengilnya berhasil kabur.
Sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi. Satu lagi yang ga bakal aku lupa, saat ML dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan gagah yang membuatku bertekuk lutut aksi dengan ranjangnya yang membuatku bangun kesiangan esoknya.
Sayang saat aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istri sahnya abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo payudaraku sudah kena diremasinya baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme eeh pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku.
Mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di tengah payudaraku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, lalu keluar pejunya berhamburan di atas dadaku banyak sekali… bisa ditebak endingnya aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga.
Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah.
Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Sinyo aktivis kuliah dan dia kakak kelasku ga hanya sosoknya yang jantan permainan ranjangnyapun luar biasa permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris. Aku ga nyesel, harus married dengan mas Sinyo karena keburu hamil karena saat itu mas Sinyo keluarin pejunya selalu di dalam.
Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Anna buah cintaku dengan mas Sinyo status ekonomi kami pun tergolong bagus. Sampai akhirnya 5 tahun yang lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut nyawa mas Sinyo dari kami berdua.
Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Sinyo yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Anna anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat bercinta dengan lelaki yang berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis. Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku. Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar.
”Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah?” Kudapati Ronald di belakang komputer Anna. Ronald adalah kakak kelas Anna yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan.
“Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Anna minta tolong saya nungguin tante yang lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronald sopan, membuatku terharu. Lumayan ngobrol dengan Ronald, penderitaanku agak berkurang.
“Ron, kamu bisa mijit ga? tolongin pijitin tante dong bentar leher tante kaku.” mintaku ke Ronald tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronald kaya anakku sendiri Ronald duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan aku mulai mendesah resah.
Percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronald yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun uuuhh dadaku terasa sesak akibat payudaraku yang semakin mengencang.
Aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… gga tahaann… kupegang kedua tangan Ronald, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku.
“Eehh… tante….?” bisik Ronald bingung dari belakang tubuhku
“Ron… tolong remasi tete tante…” desisku resah merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronald yg sehari-hari adalah pacar Anna anakku yang ada dibenakku saat itu Ronald adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronald mulai meremasi kemontokan buah dadaku.
“Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh…” tubuhku menggeliat resah kugapai kepala Ronald dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas Ronald tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku
“Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronald melakukan apa yg kuminta. Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat. Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronald yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ga karuan. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya.
Anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya. Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku.
Baju seragam Ronald dengan cepat kulolosi dan ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal. Kudorong tubuh Ronald untuk rebah disofa nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.
Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika resleting celana abu-abu itu terbuka kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya.
Aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronald. Ooooohhh my God! teriakku dalam hati menyaksikan batang kemaluan Ronald yang mengacung di antara pahanya begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat.
Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya. Kembali tubuh Ronald menggetar kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya.
Mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yang sangat kukenal dan kurindukan apalagi kalo bukan peju lelaki tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronald makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya.
Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku sesekali kusambut peju itu dengan lidahku mmmm… rasa peju yang khas itu kembali dikecap oleh lidahku. Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronald, Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras. Tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronald yang menggelosoh di sofa dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronald, di atas kemaluan Ronald kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang kemaluanku yang sudah basah kuyub dari tadi.
Wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku. Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang kemaluanku yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang kemaluanku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya.
“Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronald menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan.
“Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan.
“Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauu” aku ngedumel manja ketika Ronald mengayun pinggulnya kuat sekali. Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku sementara Ronald ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme.
Entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronald yang menyungkal rapat liang kemaluanku, sehingga seluruh syaraf dinding liang kemaluanku rata dibesutnya. Luar biasa! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua dan hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn!!!!
Rupanya Ronald tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang kemaluanku diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat.
Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronald memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu. Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu. Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronald datang ke rumah.
“Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Anna ketika aku menanyakan tentang Ronald yang tak pernah muncul. Terus terang saja, sejak kejadian itu pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Anna aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh aku tak ingin melupakan kejadian itu bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi.
Hampir sebulan lamanya Ronald tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronald sebagai remaja, tentu mengalami shock dengan kejadian itu disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronald dan Anna anakku. Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu. Aku sering mengintip dari balik gorden jendela, saat Anna turun dari boncengan Ronald kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak.
Pikiranku makin kacau setelah beberapa kali kulihat Ronald mulai nongkrong lagi dirumah kulihat Ronald masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sudah berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronald yg innocent.
Betapa tidak terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku.
Maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Andre seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan.
Walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif dari remasan tangan kecupan bibir jilatan lidahnya yang nakal pada leherku desah resahku remasan gemasku dan lolosnya pakaian kami satu persatu payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya hhmmm jilatannya pada clitorisku.
Batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa memaksa bibirku untuk mengulumnya ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut.
2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Andre atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Andre lelaki tinggi besar berstyle macho kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang.
Tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronald itu tak juga sirna. Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras rupanya malam itu Ronald sedang dirumah, berbincang dengan Anna di ruang tamu sedangkan aku nonton TV diruang belakang.
“Ma, mas Ronnie mau pulang tuh…” terdengar suara Anna dari belakangku.
.
‘Eh… pulang? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu.
“Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… udah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu.” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya Ronald menunduk salah tingkah ga berani menolak.
“Tapi Ronald harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronald, yang ternyata menyambut baik.
Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir. Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata. Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Andre tapi entah kenapa kali ini
Susah sekali aku mencapai orgasme sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini iiihhh… birahiku meletup gila ampuuunn sekarang bocah itu ada dilantai atas. Tunggu apa lagi??? bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga dan kini aku di depan pintu kamarnya tanpa mengetuk kubuka pintu ternyata Ronald masih belum tidur.
“Tante juga belum tidur…?” sahutnya iiihh jawabannya begitu tegas… aahh siapa yg menuntunku duduk diranjangnya mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronald menatap dada montokku yg memang tak mengenak bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yang memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susuku pun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol.
Dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronald sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan d remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu.
Tapi aku sudah melupakan siapa Ronald, yang aku tahu Ronald adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronald lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronald menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku.
“Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronald tambah semangat. Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki.
Aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris untung suara hujan yang besar di timpa suara guruh meredam suaraku.
Luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronald tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yang sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini.
“Ronald jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dengan nada dingin
“Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronald agak gugup menyebut namaku
“Ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih sama Tante?” desakku dan akhirnya Ronald menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronald banyak nonton film dewasa dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya.
“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronald, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat kuajarkan permainan lembut.
Anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan dengan telaten setiap centi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif tubuhku menggeliat erotis kadang menggelepar liar rintihanku mulai terdengar tak dapat kutahan desah gelisahku diselingi jeritan gemas
“Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku gak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronald pada clitorisku.
“Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronald, manakala liang kemaluanku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronald, namun kali ini Ronald menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa.
“Enaaak Tante?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang kemaluanku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih menggemaskan bibirnya aku menjawab dengan mengangkat alis bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu.
Ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luar biasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronald dengan garangnya jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi Ronald yang mengeros buas.
“Aaaahhhkkk… Roonalllddd ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit melawan hantaman batang kemaluan Ronald di liang kemaluanku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu.
“Tante…hhh…hh Ronald ampiir keluaar peju uu… sssshhh” desis Ronald dengan suara bergetar matanya garang menatapku iiihhh mengerikan, tapi aku sangat menyukai ekspresi ini
“Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun mengerikan sekali tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronald menghajar liang sanggamaku pada detik puncak mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat.
Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar hujan di luar rupanya sudah berhenti juga.
“Tante… boleh Ronald pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronald memecah keheningan.
“Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang ni ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab.
“Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain apalagi buat Anna awas Tante bisa marah besar” sambungku dengan nada serius Ronald pun mengangguk tegas kuantar Ronald ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat Gila digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya kutelan habis peju segar yang menyembur di dalam mulutku Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas.
Leave a Reply